METRO

Ritual Melasti di Pantai Nambo, Umat Hindu Sultra Bersihkan Diri dan Alam Sambut Nyepi

86
×

Ritual Melasti di Pantai Nambo, Umat Hindu Sultra Bersihkan Diri dan Alam Sambut Nyepi

Share this article

Kendari – Perhimpunan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar prosesi Melasti Bersama di Pantai Nambo, Kota Kendari.

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini diikuti oleh sekitar 5.000 umat Hindu dari Kota Kendari dan beberapa wilayah di Kabupaten Konawe Selatan.

Ketua PHDI Sultra, Prof. Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, S.Pd., M.Si., menjelaskan bahwa Melasti merupakan ritual penyucian diri dan alam dari energi negatif sebagai bagian dari rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025.

“Melasti dilakukan di sumber air seperti laut atau sungai sebagai simbol pengambilan air kehidupan (Tirta Amerta). Ritual ini merupakan permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu diberikan kekuatan dalam menjalani Hari Raya Nyepi serta menjaga keseimbangan hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia dalam konsep Tri Hita Karana,” ujar Prof. Nyoman Sudiana.

Melasti Bersama kali ini diikuti oleh 18 banjar dan desa adat Hindu dari Kota Kendari serta perwakilan dari enam kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan, yaitu Angata, Mowila, Landono, Ranomeeto Barat, Sabulakoa, dan Moramo.

Ketua Banjar Suka Duka Sindhu Mertha Kota Kendari, I Nengah Setiawan, S.Pd., yang menjadi penyelenggara Melasti Bersama tahun ini, menjelaskan bahwa rangkaian persiapan ritual menyambut Nyepi telah dilakukan beberapa hari sebelumnya oleh masing-masing banjar dan desa adat.

Seluruh umat kemudian berkumpul untuk mengikuti prosesi Melasti yang dipimpin oleh Ida Pandita Agnijaya Shree Shree Yogi Swara Sebali.

Sementara itu, Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra, I Komang Sukeyasa, menambahkan bahwa setelah seluruh rangkaian ritual selesai, umat Hindu akan menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu:
1. Amati Karya (tidak bekerja)
2. Amati Geni (tidak menyalakan api)
3. Amati Lelungan (tidak bepergian)
4. Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang)

“Catur Brata Penyepian bertujuan menghentikan seluruh aktivitas manusia sejenak, sehingga Nyepi memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan memulihkan diri dari berbagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *