Uncategorized

Lonjakan Kasus Bunuh Diri Cerminkan Darurat Kesehatan Mental di Kendari

368
×

Lonjakan Kasus Bunuh Diri Cerminkan Darurat Kesehatan Mental di Kendari

Share this article

KENDARI – Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi berulang kali di Jembatan Teluk Kendari mengindikasikan kondisi darurat kesehatan mental yang tengah melanda masyarakat.

Fenomena ini bukan sekadar persoalan individu, melainkan cerminan dari krisis sistemik yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.

Sayangnya, hingga kini respons Pemerintah Kota Kendari terhadap isu tersebut dinilai belum memadai. Padahal, kesehatan mental merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga kualitas hidup, produktivitas, serta stabilitas sosial masyarakat.

Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres kronis dapat mendorong seseorang ke dalam kondisi putus asa yang berujung pada tindakan ekstrem.

Namun, akses terhadap layanan kesehatan mental di Kendari masih sangat terbatas. Banyak warga yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendampingan profesional, diperparah oleh stigma sosial terhadap masalah psikologis.

Pemerintah daerah perlu memandang isu ini secara holistik, bukan hanya sebagai persoalan medis. Diperlukan pendekatan inklusif melalui berbagai inisiatif, di antaranya:
• Hotline Krisis 24 Jam: Layanan konseling psikologis yang dapat diakses setiap saat, khususnya bagi individu dalam kondisi darurat.
• Pusat Konseling Terpadu: Fasilitas layanan psikologis di tingkat kecamatan atau kelurahan untuk mempermudah akses bagi masyarakat.
• Pelatihan Deteksi Dini: Program edukasi bagi guru, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat untuk mengenali gejala awal gangguan mental dan memberikan rujukan tepat.
• Kampanye Anti-Stigma: Edukasi publik untuk menghilangkan pandangan negatif terhadap penderita gangguan mental agar mereka lebih berani mencari bantuan.

Pakar kesehatan mental, Dr. Maulana Saputra Sauala, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap isu ini.

“Kesehatan mental yang baik adalah fondasi bagi kehidupan yang produktif dan bermakna. Mengabaikan aspek ini berarti mengabaikan hak dasar manusia untuk hidup layak dan bermartabat,” tegasnya.

Lambatnya respon pemerintah daerah justru memperparah situasi. Risiko kerawanan sosial meningkat, ketidakstabilan psikologis meluas, dan kepercayaan publik terhadap pemerintah kian tergerus.

Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah Kota Kendari membangun sistem layanan kesehatan mental yang kuat, terintegrasi, dan berorientasi pada pencegahan serta pemulihan.

Kesehatan mental masyarakat bukan sekadar urusan pribadi, melainkan tanggung jawab kolektif yang harus menjadi prioritas dalam pembangunan daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *