Konawe Selatan – Supriyani, guru SDN 4 Baito kembali memberikan keterangan terkait dugaan upaya pemaksaan perdamaian dengan orang tua korban yang diinisiasi oleh Bupati Konawe Selatan (Konsel) Surunuddin Dangga pada beberapa hari lalu.
Dalam sebuah video yang diposting dalam akun Tiktok @Konselinfo pada Sabtu (9/11), memperlihatkan Supriyani memberikan keterangan upaya perdamaian yang diinisiasi oleh Bupati Konawe Selatan.
Dalam video tersebut, saat ditanya oleh Indra Giri soal dirinya dipaksa oleh seseorang untuk menandatangani surat perdamaian. Supriyani mengatakan bahwa tidak ada unsur paksaan maupun tekanan.
“Tidak ada, tidak ada yang memaksa dan tidak ada yang menekan, ya tidak ada,” ungkap Supriyani dikutip saat menjawab pertanyaan dalam podcast @Diskursus Net.
Menanggapi jawaban Supriyani, Indra Giri merasa heran dengan adanya isu yang beredar bahwa Supriyani merasa tertekan saat didamaikan oleh Bupati Konsel.
“Kalau tidak ada yang menekan dan tidak ada pula yang memaksa, sebagaimana perkataan ibu barusan, lantas kondisi tertekan dan terpaksanya itu di sebelah mana ya,” tanya Indra Giri dengan heran.
Sebelumnya, Supriyani telah mencabut surat pernyataan damai dengan orang tua korban dugaan kekerasan karena mengaku dirinya tertekan, namun pengakuan tersebut telah diklarifikasi oleh rekan supriyani yang menghadiri perdamaian bahwa tidak ada tekanan atau paksaan untuk berdamai
Untuk diketahui, saat upaya perdamaian yang dilakukan di rumah jabatan Bupati Konsel pada Selasa (5/11), turut juga dihadiri oleh Kapolres Konsel, Febry Sam, kuasa hukum Supriyani, Samsudin, ketua PGRI Baito, Hasna, mantan Camat Baito, Sudarsono, Kades Ahuwangguluri, kades Tolihe dan guru SDN 4 Baito, Lilis.